Featured Post

Keluarga Bahagia dan Ikhlas Bahagia

بِسْــــــمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْم Betapa banyak orang yang kesepian di tengah hiruk pikuk keramaian bukan karena tak punya keluarga, sahabat atau handai taulan. Namun kurang baiknya hubungan dengan mereka, ada jarak, sekat hati yang memisahkan karena atas nama harga diri, ego, rasa malu ataupun individualisme yang dominan di kota-kota besar. Ada orang - orang shaleh yang namanya diabadikan dalam kitab suci. Allah memuliakan keluarga Imron dan keluarga Ibrahim, demikian pula 'ayah' Luqman bersama anak-anaknya dalam nasehat kebaikan yang terbaik.

Sesuatu Yang Haram Berlaku Semua Orang

بِسْــــــمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْم

Sesuatu Yang Haram Untuk Semua Orang

Haram dalam syari'at Islam berlaku untuk semua orang. Oleh karena itu tidak ada sesuatu yang diharamkan untuk selain orang 'Arab ('ajam) tetapi halal untuk orang Arab. Tidak ada sesuatu yang dilarang untuk orang kulit hitam, tetapi halal buat orang kulit putih. Tidak ada sesuatu perlakuan khusus yang diberikan kepada suatu tingkatan atau suatu golongan manusia, yang dengannya mereka bisa berbuat jahat yang didorong oleh hawa nafsunya. Bahkan tidak seorang muslim pun yang mempunyai keistimewaan khusus yang dapat menetapkan sesuatu hukum haram itu untuk orang lain tetapi halal buat dirinya sendiri.

Allah adalah Tuhannya semua orang, syari'at-Nya pun untuk semua orang. Setiap yang dihalalkan Allah dengan ketetapan undang-undang-Nya, berarti halal untuk segenap ummat manusia. Dan apasaja yang diharamkan, haram juga untuk seluruh manusia. Hal ini berlaku sampai hari qiyamat. Misalnya; mencuri, hukumnya adalah haram, baik pelakunya itu orang Islaim ataupun bukan orang Islam, baik yang dicuri itu milik orang Islam ataupun milik orang lain. Hukumnya pun berlaku untuk setiap pencuri, betapapun keturunan dan kedudukannya. Demikianlah yang dilakukan Rasulullah SAW dan yang dikumandangkannya.

Pernah terjadi suatu peristiwa, seorang wanita bangsawan suku Bani Makhzum mencuri, sehingga dikenai hukuman potong tangan. Kemudian keluarganya menemui Usamah bin Zaid kecintaan Rasulullah SAW supaya memohonkan kepada Rasulullah SAW agar beliau SAW membebaskan wanita yang mencuri itu dari hukuman potong tangan. Setelah Usamah menyampaikan hal itu kepada beliau, maka dengan marah beliau bersabda:

اَتَشْفَعُ فِيْ حَدّ مِنْ حُدُوْدِ اللهِ؟ ثُمَّ قَامَ فَاخْتَطَبَ فَقَالَ: اَيُّهَا النَّاسُ اِنَّمَا اَهْلَكَ الَّذِيْنَ قَبْلَكُمْ اَنَّهُمْ كَانُوْا اِذَا سَرَقَ فِيْهِمُ الشَّرِيْفُ تَرَكُوْهُ، وَ اِذَا سَرَقَ فِيْهِمُ الضَّعِيْفُ اَقَامُوْا عَلَيْهِ اْلحَدَّ. وَ اَيْمُ اللهِ ! لَوْ اَنَّ فَاطِمَةَ بِنْتَ مُحَمَّدٍ سَرَقَتْ لَقَطَعْتُ يَدَهَا. مسلم 3: 1315
"Apakah kamu akan memintakan pembebasan dari hukum Allah?". Kemudian beliau berdiri dan berkhutbah, lalu beliau bersabda : "Wahai sekalian manusia, sesungguhnya yang menghancurkan orang-orang sebelum kalian, bahwa mereka apabila ada orang yang mencuri dari kalangan bangsawan, mereka tidak menghukumnya, tetapi apabila orang yang mencuri itu kaum bawahan, maka hukum ditegakkan. Demi Allah, seandainya Fathimah binti Muhammad mencuri, tentu aku potong tangannya". [HR. Muslim, juz 3, hal. 1315]

Dan juga pernah terjadi suatu peristiwa pencurian yang dilakukan oleh orang Islam. Tetapi pada waktu itu belum jelas pencurinya, apakah orang Yahudi ataukah orang Islam. Kemudian orang yang mencuri itu melemparkan tuduhan kepada seorang Yahudi. Kemudian keluarga si pencuri itu mengadukan hal tersebut kepada Nabi SAW dengan suatu keyakinan, bahwa dia akan dapat bebas dari segala tuduhan dan hukuman. Maka waktu itu turunlah ayat yang menyingkap kejahatan ini dan membebaskan orang Yahudi tersebut dari segala tuduhan. Dan Rasulullah SAW mencela orang Islam tersebut dan menjatuhkan hukuman kepada pelakunya. Wahyu Allah tersebut sebagai berikut :

اِنَّآ اَنْزَلْنَآ اِلَيْكَ اْلكِتبَ بِاْلحَقّ لِتَحْكُمَ بَيْنَ النَّاسِ بِمَآ اَرـكَ اللهُ، وَ لاَ تَكُنْ لِلْخَآئِنِيْنَ خَصِيْمًا. وَ اسْتَغْفِرِ اللهَ، اِنَّ اللهَ كَانَ غَفُوْرًا رَّحِيْمًا. وَ لاَ تُجَادِلْ عَنِ الَّذِيْنَ يَخْتَانُوْنَ اَنْفُسَهُمْ، اِنَّ اللهَ لاَ يُحِبُّ مَنْ كَانَ خَوَّانًا اَثِيْمًا. يَسْتَخْفُوْنَ مِنَ النَّاسِ وَ لاَ يَسْتَخْفُوْنَ مِنَ اللهِ وَ هُوَ مَعَهُمْ اِذْ يُبَيّتُوْنَ مَا لاَ يَرْضى مِنَ اْلقَوْلِ وَ كَانَ اللهُ بِمَا يَعْمَلُوْنَ مُحِيْطًا. هاَنْتُمْ هؤُلآَءِ جَادَلْتُمْ عَنْهُمْ فِى اْلحَيوةِ الدُّنْيَا، فَمَنْ يُجَادِلُ اللهَ عَنْهُمْ يَوْمَ اْلقِيمَةِ اَمْ مَنْ يَّكُوْنُ عَلَيْهِمْ وَكِيْلاً. النسآء:105-109
Sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu Kitab dengan benar, supaya kamu mengadili diantara manusia dengan apa yang telah Allah wahyukan kepadamu, dan janganlah kamu menjadi penantang (orang yang tidak bersalah) karena membela orang-orang yang khianat. (105). Dan mohonlah ampun kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.(106) Dan janganlah kamu berdebat (untuk membela) orang-orang yang mengkhianati dirinya. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang selalu berkhianat lagi bergelimang dosa. (107). Mereka bersembunyi dari manusia, tetapi mereka tidak bersembunyi dari Allah, padahal Allah beserta mereka ketika pada suatu malam mereka menetapkan keputusan rahasia yang Allah tidak ridlai. Dan Allah Maha Meliputi (ilmunya) terhadap apa yang mereka perbuat.(108) Beginilah kamu! Kamu sekalian adalah orang-orang yang (berdebat untuk) membela mereka di dalam kehidupan dunia ini, maka siapakah yang akan mendebat Alah untuk (membela) mereka pada hari qiyamat? Atau siapakah yang jadi pelindung mereka (terhadap siksa Allah)?" (109). [QS. An-Nisaa' : 105-109]

Ayat-ayat diatas diturunkan berhubungan dengan pencurian yang dilakukan Thu'mah dan ia menyembunyikan barang curian itu di rumah seorang Yahudi. Thu'mah tidak mengakui perbuatannya itu malah menuduh bahwa yang mencuri barang itu adalah orang Yahudi tersebut. Hal ini diajukan oleh kerabat-kerabat Thu'mah kepada Nabi SAW dan mereka meminta agar Nabi SAW membela Thu'mah dan menghukum orang Yahudi tersebut, kendatipun mereka tahu bahwa yang mencuri barang itu adalah Thu'mah. Nabi SAW sendiri hampir-hampir membenarkan tuduhan Thu'mah dan kerabatnya itu terhadap orang Yahudi tersebut.

Demikianlah bahwa agama Allah itu pada hakekatnya tidak membeda-bedakan antara suatu kaum terhadap kaum lain.

Namun sebagian orang-orang Yahudi berdusta atas nama Allah dengan menganggap bahwa riba itu hanya haram untuk orang Yahudi jika mereka berhutang kepada sesama Yahudi, tetapi jika yang berhutang itu selain Yahudi tidaklah terlarang. Demikianlah anggapan mereka.

Sifat mereka yang seperti itu diceritakan juga oleh Al-Qur'an :

وَ مِنْ اَهْلِ اْلكِتبِ مَنْ اِنْ تَأْمَنْهُ بِقِنْطَارٍ يُّؤَدّه اِلَيْكَ وَ مِنْهُمْ مَّنْ اِنْ تَأْمَنْهُ بِدِيْنَارٍ لاَّ يُؤَدّه اِلَيْكَ اِلاَّ مَا دُمْتَ عَلَيْهِ قَائِمًا، ذلِكَ بِاَنَّهُمْ قَالُوْا لَيْسَ عَلَيْنَا فِى اْلاُمّـيّنَ سَبِيْلٌ، وَ يَقُوْلُوْنَ عَلَى اللهِ اْلكَذِبَ وَ هُمْ يَعْلَمُوْنَ. ال عمران:75
Diantara Ahli Kitab ada orang yang apabila kamu mempercayakan kepadanya harta yang banyak, dikembalikannya kepadamu, dan diantara mereka ada orang yang jika kamu mempercayakan kepadanya satu dinar, tidak dikembalikannya kepadamu kecuali jika kamu selalu menagihnya. Yang demikian itu lantaran mereka mengatakan : "Tidak ada dosa bagi kami terhadap orang-orang ummi". Mereka berkata dusta terhadap Allah, padahal mereka mengetahui. [QS. Ali Imran : 75]

Baca selanjutnya tentang Makanan Yang haram bagi umat islam dan ini Keadaan terpaksa terhadap yang haram



سُبْحَانَكَ اللّهُمَّ وَ بِحَمْدِكَ اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اَنْتَ اَسْتَغْفِرُكَ وَ اَتُوْبُ اِلَيْكَ

Tren Blog

Hadits Tentang Khitan

Fadlilah Dzikir Laa Ilaaha Illallaah

Shalat Sunnah Intidhar

Hadits Tentang Walimah

Hadits Tentang Rujuk

Blog Populer

Hadits Tentang Larangan Berbuat Zina

Hadits Tentang Shalat (Kewajiban Shalat)

Hadits Tentang Khitan