Featured Post

Keluarga Bahagia dan Ikhlas Bahagia

بِسْــــــمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْم Betapa banyak orang yang kesepian di tengah hiruk pikuk keramaian bukan karena tak punya keluarga, sahabat atau handai taulan. Namun kurang baiknya hubungan dengan mereka, ada jarak, sekat hati yang memisahkan karena atas nama harga diri, ego, rasa malu ataupun individualisme yang dominan di kota-kota besar. Ada orang - orang shaleh yang namanya diabadikan dalam kitab suci. Allah memuliakan keluarga Imron dan keluarga Ibrahim, demikian pula 'ayah' Luqman bersama anak-anaknya dalam nasehat kebaikan yang terbaik.

Keutamaan Memuliakan Tamu Dan Bertamu

بِسْــــــمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْمِ

Keutamaan Menghormati Tamu Dan Saling Mengunjungi

عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَ اْليَوْمِ اْلآخِرِ فَلاَ يُؤْذِ جَارَهُ، وَ مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَ اْليَوْمِ اْلآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ، وَ مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَ اْليَوْمِ اْلآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا اَوْ لِيَصْمُتْ. البخارى 7: 78
Dari Abu Hurairah, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, janganlah ia menyakiti tetangganya. Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tamunya. Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata yang baik atau diam". [HR. Bukhari juz 7, hal. 78]

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو بْنِ اْلعَاصِ رض قَالَ: قَالَ لِى رَسُوْلُ اللهِ ص يَا عَبْدَ اللهِ: اَلَمْ أُخْبَرْ اَنَّكَ تَصُوْمُ النَّهَارَ وَ تَقُوْمُ اللَّيْلَ؟ قُلْتُ: بَلَى يَا رَسُوْلَ اللهِ. قَالَ: فَلاَ تَفْعَلْ. صُمْ وَ اَفْطِرْ وَ قُمْ وَ نَمْ، فَاِنَّ لِجَسَدِكَ عَلَيْكَ حَقًّا، وَ اِنَّ لِعَيْنِكَ عَلَيْكَ حَقًّا، وَ اِنَّ لِزَوْجِكَ عَلَيْكَ حَقًّا، وَ اِنَّ لِزَوْرِكَ عَلَيْكَ حَقًّا. البخارى 2: 245
Dari 'Abdullah bin 'Amr bin Al-‘Aash RA, ia berkata : Rasulullah SAW pernah bersabda kepadaku, "Hai ‘Abdullah, apakah (kau kira) aku belum diberitahu bahwa kamu puasa di siang hari dan shalat di malam hari?". Aku menjawab, "Sudah ya Rasulullah". Beliau bersabda, "Jangan kamu lakukan! Puasalah dan berbukalah, shalatlah dan tidurlah, karena sesungguhnya jasadmu mempunyai haq yang harus kamu tunaikan, matamu mempunyai haq yang harus kamu tunaikan, istrimu juga mempunyai haq yang harus kamu tunaikan, dan orang yang berkunjung kepadamu mempunyai haq yang harus kamu tunaikan". [HR. Bukhari juz 2, hal. 245]

عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ اَنَّ النَّبِيَّ ص قَالَ: اَلضّيَافَةُ ثَلاَثَةُ اَيَّامٍ، فَمَا سِوَى ذلِكَ فَهُوَ صَدَقَةٌ. ابو داود 3: 342
Dari Abu Hurairah, bahwasanya Nabi SAW bersabda, "Haknya tamu itu selama tiga hari, maka yang lebih dari itu menjadi sedeqah". [HR. Abu Dawud juz 3, hal. 342]

عَنْ حُمَيْدٍ الطَّوِيْلِ عَنْ اَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رض قَالَ: دَخَلَ عَلَيْهِ قَوْمٌ يَعُوْدُوْنَهُ فِى مَرَضٍ لَهُ فَقَالَ: يَا جَارِيَةُ هَلُمّى ِلأَصْحَابِنَا وَ لَوْ كِسَرًا، فَاِنّى سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص يَقُوْلُ: مَكَارِمُ اْلاَخْلاَقِ مِنْ اَعْمَالِ اْلجَنَّةِ. الطبرانى فى الاوسط باسناد جيد، فى الترغيب و الترهيب 3: 373
Dari Humaid Ath-Thawil dari Anas bin Malik RA, ia berkata : Ada suatu kaum datang kepadanya untuk menjenguk sakitnya, lalu (Anas) memanggil pembantunya, "Hai anak perempuan, bawalah kesini untuk teman-teman kita walaupun sedikit (makanan), karena saya pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Kemulyaan akhlaq termasuk amalan-amalan surga". [HR. Thabrani dalam Al-Ausath dengan sanad jayyid, dalam Targhib wat Tarhib juz 3, hal. 373]

عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ: جَاءَ رَجُلٌ اِلَى رَسُوْلِ اللهِ ص فَقَالَ: اِنّى مَجْهُوْدٌ، فَاَرْسَلَ اِلَى بَعْضِ نِسَائِهِ، فَقَالَتْ: وَ الَّذِى بَعَثَكَ بِاْلحَقّ مَا عِنْدِى اِلاَّ مَاءٌ. ثُمَّ اَرْسَلَ اِلَى أُخْرَى فَقَالَتْ مِثْلَ ذلِكَ حَتَّى قُلْنَ كُلُّهُنَّ مِثْلَ ذلِكَ: لاَ وَ الَّذِى بَعَثَكَ بِاْلحَقّ مَا عِنْدِى اِلاَّ مَاءٌ. فَقَالَ: مَنْ يُضِيْفُ هذَا اللَّيْلَةَ رَحِمَهُ اللهُ، فَقَامَ رَجُلٌ مِنَ اْلاَنْصَارِ فَقَالَ: اَنَا يَا رَسُوْلَ اللهِ، فَانْطَلَقَ بِهِ اِلَى رَحْلِهِ فَقَالَ ِلامْرَأَتِهِ: هَلْ عِنْدَكِ شَيْءٌ؟ قَالَتْ: لاَ، اِلاَّ قُوْتُ صِبْيَانِى. قَالَ: فَعَلّلِيْهِمْ بِشَيْءٍ، فَاِذَا دَخَلَ ضَيْفُنَا فَاَطْفِئِى السّرَاجَ وَ اَرِيْهِ اَنَّا نَأْكُلُ. فَاِذَا أَهْوَى لِيَأْكُلَ فَقُوْمِى اِلَى السّرَاجِ حَتَّى تُطْفِئِيْهِ. قَالَ: فَقَعَدُوْا وَ اَكَلَ الضَّيْفُ، فَلَمَّا اَصْبَحَ غَدَا عَلَى النَّبِيّ ص فَقَالَ: قَدْ عَجِبَ اللهُ مِنْ صَنِيْعِكُمَا بِضَيْفِكُمَا. مسلم 3: 1624
Dari Abu Hurairah, ia berkata, "Ada seorang laki-laki datang kepada Rasulullah SAW dan berkata, "Sesungguhnya saya ini orang yang sedang kesulitan". Lalu Rasulullah SAW mengutus kepada sebagian istri beliau, lalu istri Nabi itu menjawab, "Demi Tuhan yang mengutusmu dengan benar, saya tidak punya apa-apa kecuali air". Lalu beliau mengutus kepada istri beliau yang lain, lalu istri beliau inipun menjawab seperti itu pula, sehingga para istri beliau semuanya mengatakan seperti itu, yaitu "Demi Tuhan yang mengutusmu dengan benar, saya tidak punya apa-apa kecuali air. Kemudian beliau bersabda (kepada para shahabat), "Siapa yang bisa menjamu tamu ini pada malam ini, semoga Allah memberi rahmat kepadanya". Lalu ada seorang laki-laki Anshar berdiri dan berkata, "Saya ya Rasulullah". Kemudian orang tersebut berangkat dengan membawa tamu itu ke rumahnya. Lalu orang Anshar itu bertanya kepada istrinya, "Apakah kamu punya makanan?". Istri itu menjawab, "Tidak, kecuali sedikit makanan untuk anak-anak saya". Orang Anshar itu berkata, "Hiburlah anak-anak dengan sesuatu. Dan apabila tamu kita telah masuk, padamkanlah lampunya dan perlihatkanlah kepadanya seolah-olah kita juga sedang makan". Maka apabila tamu itu akan makan, berdirilah kamu menuju tempat lampu dan matikanlah. (Rawi) berkata, "Lalu mereka sama duduk sedangkan tamu itu makan (sendirian). Setelah pagi hari, orang Anshar tersebut datang kepada Rasulullah SAW memberitahukan hal itu, lalu beliau bersabda, "Sungguh Allah kagum (ridla dan memberi pahala) atas perbuatanmu berdua terhadap tamumu tadi malam". [HR. Muslim juz 3, hal. 1624]

عَنْ اَنَسِ بْنِ مَالِكٍ يَقُوْلُ: قَالَ اَبُو طَلْحَةَ ِلاُمّ سُلَيْمٍ: لَقَدْ سَمِعْتُ صَوْتَ رَسُوْلِ اللهِ ص ضَعِيْفًا اَعْرِفُ فِيْهِ اْلجُوْعَ، فَهَلْ عِنْدَكِ مِنْ شَيْءٍ؟ قَالَتْ: نَعَمْ. فَاَخْرَجَتْ اَقْرَاصًا مِنْ شَعِيْرٍ ثُمَّ اَخْرَجَتْ خِمَارًا لَهَا فَلَفَّتِ اْلخُبْزَ بِبَعْضِهِ ثُمَّ دَسَّتْهُ تَحْتَ يَدِى وَ لاَثَتْنِى بِبَعْضِهِ ثُمَّ اَرْسَلَتْنِى اِلَى رَسُوْلِ اللهِ ص قَالَ: فَذَهَبْتُ بِهِ فَوَجَدْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص فِى اْلمَسْجِدِ وَ مَعَهُ النَّاسُ فَقُمْتُ عَلَيْهِمْ. فَقَالَ لِى رَسُوْلُ اللهِ ص: أَ اَرْسَلَكَ اَبُو طَلْحَةَ؟ فَقُلْتُ: نَعَمْ. قَالَ: بِطَعَامٍ؟ فَقُلْتُ: نَعَمْ. فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص لِمَنْ مَعَهُ قُوْمُوْا، فَانْطَلَقَ وَ انْطَلَقْتُ بَيْنَ اَيْدِيْهِمْ حَتَّى جِئْتُ اَبَا طَلْحَةَ فَاَخْبَرْتُهُ. فَقَالَ اَبُو طَلْحَةَ: يَا اُمَّ سُلَيْمٍ، قَدْ جَاءَ رَسُوْلُ اللهِ ص بِالنَّاسِ وَ لَيْسَ عِنْدَنَا مَا نُطْعِمُهُمْ. فَقَالَتْ: اَللهُ وَ رَسُوْلُهُ اَعْلَمُ. فَانْطَلَقَ اَبُو طَلْحَةَ حَتَّى لَقِيَ رَسُوْلَ اللهِ ص فَاَقْبَلَ رَسُوْلُ اللهِ ص وَ اَبُوْ طَلْحَةَ مَعَهُ. فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: هَلُمَّ يَا اُمَّ سُلَيْمٍ، مَا عِنْدَكِ؟ فَاَتَتْ بِذلِكَ اْلخُبْزِ، فَاَمَرَ بِهِ رَسُوْلُ اللهِ ص فَفُتَّ وَ عَصَرَتْ اُمُّ سُلَيْمٍ عُكَّةً فَاَدَمَتْهُ. ثُمَّ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص فِيْهِ مَا شَاءَ اللهُ اَنْ يَقُوْلَ. ثُمَّ قَالَ: اِئْذَنْ لِعَشْرَةٍ فَاَذِنَ لَهُمْ فَاَكَلُوْا حَتَّى شَبِعُوْا ثُمَّ خَرَجُوْا، ثُمَّ قَالَ: اِئْذَنْ لِعَشْرَةٍ فَاَذِنَ لَهُمْ فَاَكَلُوْا حَتَّى شَبِعُوْا ثُمَّ خَرَجُوْا، ثُمَّ قَالَ: اِئْذَنْ لِعَشْرَةٍ فَاَذِنَ لَهُمْ فَاَكَلُوْا حَتَّى شَبِعُوْا ثُمَّ خَرَجُوْا، ثُمَّ قَالَ: اِئْذَنْ لِعَشْرَةٍ فَاَكَلَ اْلقَوْمُ كُلُّهُمْ وَ شَبِعُوْا وَ اْلقَوْمُ سَبْعُوْنَ اَوْ ثَمَانُوْنَ رَجُلاً. البخارى 4: 171
Dari Anas bin Malik, dia berkata : Abu Thalhah berkata kepada Ummu Sulaim, "Sungguh aku mendengar suara Rasulullah SAW yang lemah, aku mengetahuinya karena lapar. Apakah kamu mempunyai sesuatu?". Ummu Sulaim (istri Abu Thalhah) menjawab, "Ya". Ummu Sulaim lalu mengeluarkan beberapa keping roti, lalu dia mengeluarkan kerudungnya, lalu dibungkusnya roti itu dengan sebagian kerudung tersebut, lalu menyembunyikannya di bawah tangan (ketiak)ku dan dia melilitkan sebagian kerudungnya pada kepalaku, kemudian dia menyuruh aku (Anas, putra Ummu Sulaim) kepada Rasulullah SAW.
Anas berkata, "Lalu aku berangkat dengan membawa roti itu, dan aku menemukan Rasulullah SAW di masjid bersama orang-orang (para shahabat). Aku berdiri, sedang mereka duduk. Lalu Rasulullah SAW bersabda kepadaku, "Kamu diutus oleh Abu Thalhah ?". Aku menjawab, "Ya". Beliau bertanya, "Jamuan makan?". Aku menjawab, "Ya". Lalu Rasulullah SAW bersabda kepada orang-orang yang bersama beliau, "Bangkitlah". Beliau berangkat (bersama shahabat) dan aku berjalan di depan mereka sehingga sampai kepada Abu Thalhah dan aku menceritakan (kedatangan mereka) kepadanya.
Abu Thalhah berkata, "Hai Ummu Sulaim, sungguh Rasulullah SAW datang dengan orang-orang, sedang kita tidak mempunyai makanan (yang cukup) untuk menjamu mereka".
Ummu Sulaim berkata, "Allah dan Rasul-Nya lebih tahu". Lalu Abu Thalhah keluar menemui Rasulullah SAW, lalu Rasulullah SAW masuk, dan Abu Thalhah bersama beliau. Lalu Rasulullah bersabda, "Kemarilah, hai Ummu Sulaim. Apa yang kamu miliki?". Lalu Ummu Sulaim menyuguhkan roti tersebut, lalu Rasulullah SAW menyuruh agar roti itu diremuk, lalu roti itupun diremuk, lalu Ummu Sulaim memeras (minyak samin yang tersisa) di wadah dan membuatnya sebagai lauk. Kemudian Rasulullah SAW berdoa padanya menurut yang dikehendaki Allah, kemudian beliau bersabda, "Suruhlah masuk sepuluh orang". Lalu Abu Thalhah menyuruh masuk sepuluh orang, lalu mereka makan hingga kenyang, lalu mereka keluar. Kemudian beliau bersabda, "Suruhlah masuk sepuluh orang". Lalu Abu Thalhah menyuruh masuk sepuluh orang, lalu mereka makan hingga kenyang, kemudian mereka keluar. Kemudian beliau bersabda, "Suruhlah masuk sepuluh orang". Abu Thalhah menyuruh masuk sepuluh orang, lalu mereka makan hingga kenyang, kemudian keluar. Kemudian beliau bersabda lagi, "Suruhlah masuk sepuluh orang". Maka kaum itu makan semuanya hingga kenyang, dan jumlah mereka adalah tujuh puluh atau delapan puluh orang. [HR. Bukhari juz 4, hal. 171]

عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: مَنْ عَادَ مَرِيْضًا اَوْ زَارَ اَخًا لَهُ فِى اللهِ نَادَاهُ مُنَادٍ بِاَنْ طِبْتَ وَ طَابَ مَمْشَاكَ وَ تَبَوَّأْتَ مِنَ اْلجَنَّةِ مَنْزِلاً. الترمذى 3: 246
Dari Abu Hurairah, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa menjenguk orang sakit atau mengunjungi saudaranya karena Allah, maka ada seorang penyeru yang menyatakan, "Perbuatanmu sangat baik, begitu pula langkahmu, dan kamu akan menempati rumah di surga". [HR. Tirmidzi juz 3, hal. 246]

عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِيّ ص اَنَّ رَجُلاً زَارَ أَخًا لَهُ فِى قَرْيَةٍ فَاَرْصَدَ اللهُ لَهُ عَلَى مَدْرَجَتِهِ مَلَكًا. فَلَمَّا اَتَى عَلَيْهِ قَالَ: اَيْنَ تُرِيْدُ؟ قَالَ: اُرِيْدُ اَخًا لِى فِى هذِهِ اْلقَرْيَةِ. قَالَ: هَلْ لَكَ عَلَيْهِ مِنْ نِعْمَةٍ تَرُبُّهَا؟ قَالَ: لاَ، غَيْرَ اَنّى اَحْبَبْتُهُ فِى اللهِ. قَالَ: فَاِنّى رَسُوْلُ اللهِ اِلَيْكَ بِاَنَّ اللهَ قَدْ اَحَبَّكَ كَمَا اَحْبَبْتَهُ فِيْهِ. مسلم 4: 1988
Dari Abu Hurairah, dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Bahwasanya ada seorang laki-laki yang mengunjungi saudaranya di suatu desa, maka Allah menyuruh seorang malaikat (dengan rupa manusia) menghadang di tengah jalan. Setelah bertemu dengannya, malaikat itu bertanya, "Hendak kemanakah kamu?". Jawabnya, "Saya akan mengunjungi saudaraku di desa ini". Malaikat bertanya, "Apakah kamu berhutang budi padanya sehingga kamu akan membalasnya ?". Jawabnya, "Tidak. Hanyasanya saya mencintainya karena Allah". Lalu malaikat itu berkata, "Sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu (menyampaikan), bahwasanya Allah mencintaimu sebagaimana kamu mencintai saudaramu karena Allah". [HR. Muslim juz 4, hal. 1988]

عَنْ اَنَسٍ اَنَّ النَّبِيَّ ص قَالَ: مَا مِنْ عَبْدٍ مُسْلِمٍ اَتَى اَخًا لَهُ يَزُوْرُهُ فِى اللهِ اِلاَّ نَادَاهُ مُنَادٍ مِنَ السَّمَاءِ اَنْ طِبْتَ وَ طَابَتْ لَكَ اْلجَنَّةُ، وَ اِلاَّ قَالَ اللهُ فِى مَلَكُوْتِ عَرْشِهِ: عَبْدِى زَارَ فِيَّ، وَ عَلَيَّ قِرَاهُ فَلَمْ اَرْضَ لَهُ بِقِرًى دُوْنَ اْلجَنَّةِ. ابو يعلى 3: 408، رقم: 4126
Dari Anas, dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Tidaklah seorang muslim yang mendatangi saudaranya yaitu mengunjunginya karena Allah, kecuali ada malaikat yang menyerunya dari langit dengan mengatakan, "Sangat baik perbuatanmu dan surga yang baik untukmu. Dan jika tidak demikian, Allah berfirman di kerajaan 'Arsy-Nya, "Hamba-Ku berkunjung karena Aku, dan pasti Aku akan memulyakannya". Maka Aku tidak ridla memberi balasan baginya kecuali surga". [HR. Abu Ya'la juz 3, hal. 408, no. 4126]

عَنْ مُعَاذٍ بْنِ جَبَلٍ رض قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص يَقُوْلُ: قَالَ اللهُ تَبَارَكَ وَ تَعَالَى: وَجَبَتْ مَحَبَّتِى لِلْمُتَحَابّيْنَ فِيَّ، وَ لِلْمُتَجَالِسِيْنَ فِيَّ وَ لِلْمُتَزَاوِرِيْنَ فِيَّ وَ لِلْمُتَبَاذِلِيْنَ فِيَّ. مالك باسناد صحيح، فى الموطأ 2: 954
Dari Mu'adz bin Jabal RA, ia berkata : Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Allah yang Maha Suci dan Maha Tinggi berfirman : Kecintaan-Ku pasti meliputi kepada orang yang saling mencintai karena Aku, saling berteman karena Aku, saling mengunjungi karena Aku, dan saling memberi karena Aku". [HR. Malik dengan sanad Shahih, dalam Al-Muwaththa’ juz 2, hal. 954]

سُبْحَانَكَ اللّهُمَّ وَ بِحَمْدِكَ اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اَنْتَ اَسْتَغْفِرُكَ وَ اَتُوْبُ اِلَيْكَ

Tren Blog

Hadits Tentang Larangan Berbuat Zina

Perintah Orang Tua Yang Tidak Boleh Ditaati

Hadits Tentang Walimah

Hadits Tentang Khitan

Shalat Sunnah Intidhar

Blog Populer

Hadits Tentang Larangan Berbuat Zina

Hadits Tentang Shalat (Kewajiban Shalat)

Hadits Tentang Khitan