Featured Post

Keluarga Bahagia dan Ikhlas Bahagia

بِسْــــــمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْم Betapa banyak orang yang kesepian di tengah hiruk pikuk keramaian bukan karena tak punya keluarga, sahabat atau handai taulan. Namun kurang baiknya hubungan dengan mereka, ada jarak, sekat hati yang memisahkan karena atas nama harga diri, ego, rasa malu ataupun individualisme yang dominan di kota-kota besar. Ada orang - orang shaleh yang namanya diabadikan dalam kitab suci. Allah memuliakan keluarga Imron dan keluarga Ibrahim, demikian pula 'ayah' Luqman bersama anak-anaknya dalam nasehat kebaikan yang terbaik.

Hadits Tentang Dhihar



بِسْــــــمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْم

Tentang Dhihar

Dhihar terambil dari kata dhahrun (punggung). Di jaman jahiliyah, apabila suami mengatakan kepada istrinya, “Kamu bagiku seperti punggung ibuku”, maka yang demikian itu sudah dianggap sama dengan menthalaq istrinya. Tentang hal ini Allah SWT menurunkan firman-Nya sebagai berikut :

قَدْ سَمِعَ اللهُ قَوْلَ الَّتِيْ تُجَادِلُكَ فِيْ زَوْجِهَا وَ تَشْتَكِيْ اِلَى اللهِ وَ اللهُ يَسْمَعُ تَحَاوُرَكُمَا، اِنَّ اللهَ سَمِيْعٌ بَصِيْرٌ. المجادلة:1
Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan wanita yang memajukan gugatan kepada kamu tentang suaminya, dan mengadukan (halnya) kepada Allah. Dan Allah mendengar soal jawab antara kamu berdua. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat (1).

الَّذِيْنَ يُظهِرُوْنَ مِنْكُمْ مّنْ نّسَآئِهِمْ مَّا هُنَّ اُمَّهتِهِمْ، اِنْ اُمَّهتُهُمْ اِلاَّ الّئِيْ وَلَدْنَهُمْ، وَ اِنَّهُمْ لَيَقُوْلُوْنَ مُنْكَرًا مّنَ اْلقَوْلِ وَزُوْرًا، وَ اِنَّ اللهَ لَعَفُوٌّ غَفُوْرٌ. . المجادلة:2
Orang-orang yang mendzihar istrinya diantara kamu, (menganggap istrinya sebagai ibunya, padahal) tiadalah istri mereka itu ibu mereka. Ibu-ibu mereka tidak lain hanyalah wanita yang melahirkan mereka. Dan sesungguhnya mereka sungguh-sungguh mengucapkan suatu perkataan yang munkar dan dusta. Dan sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun (2).

وَ الَّذِيْنَ يُظهِرُوْنَ مِنْ نّسَآئِهِمْ ثُمَّ يَعُوْدُوْنَ لِمَا قَالُوْا فَتَحْرِيْرُ رَقَبَةٍ مّنْ قَبْلِ اَنْ يَّتَمَآسَّا، ذلِكُمْ تُوْعَظُوْنَ بِه، وَ اللهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ. . المجادلة:3
Dan orang-orang yang mendhihar istri-istri mereka, kemudian mereka hendak menarik kembali apa yang telah mereka ucapkan, maka (wajib atasnya) memerdekakan seorang budak sebelum kedua suami istri itu bercampur. Demikianlah yang diajarkan kepadamu, dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (3)

فَمَنْ لَّمْ يَجِدْ فَصِيَامُ شَهْرَيْنِ مُتَتَابِعَيْنِ مِنْ قَبْلِ اَنْ يَّتَمَآسَّا، فَمَنْ لَّمْ يَسْتَطِعْ فَاِطْعَامُ سِتِّيْنَ مِسْكِيْنًا، ذلِكَ لِتُؤْمِنُوْا بِاللهِ وَ رَسُوْلِه، وَ تِلْكَ حُدُوْدُ اللهِ، وَ لِلْكفِرِيْنَ عَذَابٌ اَلِيْمٌ. المجادلة:4
Barangsiapa yang tidak mendapatkan (budak), maka (wajib atasnya) berpuasa dua bulan berturut-turut sebelum keduanya bercampur. Maka siapa yang tidak kuasa (wajiblah atasnya) memberi makan enam puluh orang miskin. Demikianlah supaya kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan itulah hukum-hukum Allah, dan bagi orang kafir ada siksa yang sangat pedih (4). [QS. Al-Mujadalah]

Asbabun Nuzul ayat ini sehubungan dengan persoalan seorang wanita yang bernama Khaulah binti Tsa’labah yang telah didhihar suaminya (Aus bin Shamit), yaitu dengan mengatakan kepada istrinya, “Kamu bagiku sudah seperti punggung ibuku”. Dengan maksud dia tidak boleh lagi menggauli istrinya, sebagaimana ia tidak boleh menggauli ibunya. Menurut adat jahiliyah, kalimat dhihar seperti itu sudah sama dengan menthalaq istrinya. Maka Khaulah mengadukan peristiwa yang dialaminya kepada Rasulullah SAW. Rasulullah dalam hal ini menjawab bahwa belum ada keputusan dari Allah.

Dan dalam riwayat yang lain Rasulullah SAW mengatakan, “Engkau telah diharamkan bersetubuh dengan dia”. Lalu Khaulah berkata, “Suamiku belum menyebut kata-kata thalaq”. Kemudian Khaulah berulang-ulang mendesak kepada Rasulullah supaya menetapkan suatu keputusan dalam hal ini, sehingga turunlah ayat diatas.

عَنْ عِكْرِمَةَ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ اَنَّ رَجُلاً اَتَى النَّبِيَّ ص قَدْ ظَاهَرَ مِنِ امْرَأَتِهِ، فَوَقَعَ عَلَيْهَا فَقَالَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، اِنِّى ظَاهَرْتُ امْرَأَتِى فَوَقَعْتُ عَلَيْهَا قَبْلَ اَنْ اُكَفِّرَ، فَقَالَ: مَا حَمَلَكَ عَلَى ذلِكَ؟ يَرْحَمُكَ اللهُ. قَالَ: رَأَيْتُ خَلْخَالَهَا فِى ضَوْءِ اْلقَمَرِ. قَالَ: فَلاَ تَقْرَبَهَا حَتَّى تَفْعَلَ مَا اَمَرَكَ اللهُ. الخمسة الا احمد وصححه الترمذى
Dari ‘Ikrimah dari Ibnu ‘Abbas, bahwa sesungguhnya ada seorang laki-laki datang kepada Nabi SAW (menerangkan bahwa) ia telah mendhihar istrinya, lalu ia mencampurinya. Kemudian ia bertanya, “Ya Rasulullah, sesungguhnya aku telah mendhihar istriku, lalu aku mencampurinya sebelum aku membayar kafarat (maka apakah yang harus aku lakukan)?”. Nabi SAW bertanya, “Semoga Allah merahmatimu. Apakah yang mendorongmu berbuat demikian itu?”. Ia menjawab, “Aku melihat gelang kakinya dalam sinar bulan”. Nabi SAW bersabda, “Hendaklah engkau tidak mendekatinya sehingga engkau laksanakan apa yang diperintahkan Allah kepadamu”. [HR. Khamsah kecuali Ahmad dan dishahihkan oleh Tirmidzi]

عَنْ اَبِى سَلَمَةَ عَنْ سَلَمَةَ بْنِ صَخْرٍ اَنَّ النَّبِيَّ ص اَعْطَاهُ مِكْتَلاً فِيْهِ خَمْسَةَ عَشَرَ صَاعًا فَقَالَ: اَطْعِمْهُ سِتِّيْنَ مِسْكِيْنًا، وَ ذلِكَ لِكُلِّ مِسْكِيْنٍ مُدٌّ. الدارقطنى و للترمذى معناه
Dari Abu Salamah dari Salamah bin Shakhr, bahwa sesungguhnya Nabi SAW memberinya seonggok (kurma) yang berisikan lima belas sha’, lalu ia bersabda, “Berikanlah kepada enam puluh orang miskin dan untuk setiap orang satu mud”. [HR. Daruquthni, dan Tirmidzi meriwayatkan yang semakna dengan itu]


عَنْ عُرْوَةَ بْنِ الزُّبَيْرِ، قَالَ: قَالَتْ عَائِشَةُ: تَبَارَكَ الَّذِيْ وَسِعَ سَمْعُهُ كُلَّ شَيْءٍ، اِنّي لاَسْمَعُ كَلاَمَ خَوْلَةَ بِنْتِ ثَعْلَبَةَ وَ يَخْفَى عَلَيَّ بَعْضُهُ، وَ هِيَ تَشْتَكِي زَوْجَهَا اِلَى رَسُوْلِ اللهِ ص، وَ هِيَ تَقُوْلُ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، اَكَلَ شَبَابِي. وَ نَثَرْتُ لَهُ بَطْنِي، حَتَّى اِذَا كَبِرَتْ سِنّي. وَ انْقَطَعَ وَلَدِي، ظَاهَرَ مِنّيْ. اللّهُمَّ اِنّي اَشْكُوْ اِلَيْكَ. فَمَا بَرِحَتْ حَتَّى نَزَلَ جِبْرَائِيْلُ بِهَؤُلآَءِ اْلآيَاتِ: (قَدْ سَمِعَ اللهُ قَوْلَ الَّتِي تُجَادِلُكَ فِي زَوْجِهَا وَ تَشْتَكِي اِلَى اللهِ). ابن ماجه 1: 666، رقم: 2063
Dari 'Urwah bin Zubair, ia berkata : 'Aisyah berkata : Maha Suci Allah yang pendengaran-Nya meliputi segala sesuatu. Sesungguhnya aku mendengar perbincangan Khaulah binti Tsa'labah, dan yang sebagian perkataannya tidak jelas padaku, yaitu ketika ia mengadukan suaminya kepada Rasulullah SAW, ia berkata, "Ya Rasulullah, ia telah menghabiskan masa mudaku, perutku telah banyak melahirkan anak untuknya, sehingga ketika aku sudah tua, sudah tidak bisa melahirkan anak lagi, lalu suamiku mendhiharku. Ya Allah, sesungguhnya aku mengadu kepada-Mu". Tidak henti-hentinya Khaulah mengadu kepada Allah, hingga Jibril turun dengan ayat-ayat ini (Qod sami'alloohu qoulallatii tujaadiluka fii zaujihaa wa tasytakii ilallooh). [HR. Ibnu Majah juz 1, hal. 666, no. 2063]


عَنْ خُوَيْلَةَ بِنْتِ مَالِكِ بْنِ ثَعْلَبَةَ قَالَتْ: ظَاهَرَ مِنّى زَوْجِى اَوْسُ بْنُ الصَّامِتِ. فَجِئْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص اَشْكُوْ اِلَيْهِ، وَ رَسُوْلُ اللهِ ص يُجَادِلُنِى فِيْهِ وَ يَقُوْلُ: اتَّقِى اللهَ، فَاِنَّهُ ابْنُ عَمّكِ. فَمَا بَرِحْتُ حَتَّى نَزَلَ الْقُرْآنُ (قَدْ سَمِعَ اللهُ قَوْلَ الَّتِى تُجَادِلُكَ فِى زَوْجِهَا) اِلَى الْفَرْضِ. فَقَالَ: يُعْتِقُ رَقَبَةً. قَالَتْ: لاَ يَجِدُ. قَالَ: فَيَصُوْمُ شَهْرَيْنِ مُتَتَابِعَيْنِ. قَالَتْ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، اِنَّهُ شَيْخٌ كَبِيْرٌ، مَا بِهِ مِنْ صِيَامٍ. قَالَ: فَلْيُطْعِمْ سِتّيْنَ مِسْكِيْنًا. قَالَتْ: مَا عِنْدَهُ مِنْ شَىْءٍ يَتَصَدَّقُ بِهِ. قَالَتْ: فَاُتِىَ سَاعَتَئِذٍ بِعَرَقٍ مِنْ تَمْرٍ. قُلْتُ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، فَاِنّى اُعِيْنُهُ بِعَرَقٍ آخَرَ. قَالَ: قَدْ اَحْسَنْتِ، اذْهَبِى فَاَطْعِمِى بِهَا عَنْهُ سِتّيْنَ مِسْكِيْنًا، وَ ارْجِعِىْ اِلَى ابْنِ عَمّكِ. ابو داود 2: 266، رقم: 2214
Dari Khaulah binti Malik bin Tsa'labah, ia berkata : Suamiku Aus bin Shamit telah mendhiharku, lalu aku datang kepada Rasulullah SAW untuk mengadu kepada beliau, namun Rasulullah SAW membantahku tentang hal itu, dan beliau mengatakan, "Bertaqwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya dia pun anak pamanmu".Lalu aku terus-menerus mengadu kepada Allah, sehingga turun ayat Al-Qur'an "Qod sami'alloohu qoulallatii tujaadiluka fii zaujihaa" hingga ayat yang menerangkan kewajiban yang harus dilakukan oleh orang yang mendhihar istrinya, lalu Rasulullah SAW bersabda, "Suamimu harus memerdekakan seorang budak". Khaulah berkata, "Dia tidak punya budak". Rasulullah SAW bersabda, "Kalau begitu berpuasa dua bulan berturut-turut". Khaulah menjawab, "Ya Rasulullah, dia itu orang yang sudah tua, dia tidak kuat berpuasa". Rasulullah SAW bersabda, "Kalau begitu hendaklah ia memberi makan 60 orang miskin". Khaulah menjawab, "Dia tidak mempunyai sesuatu untuk disedeqahkan". Khaulah berkata : Lalu pada saat itu didatangkan satu keranjang kurma. Aku berkata, "Ya Rasulullah, kalau begitu saya akan membantunya dengan satu keranjang lagi". Rasulullah SAW bersabda, "Baik kamu". Pergilah, berikan makan dengannya atas nama suamimu kepada 60 orang miskin, lalu kembalilah kamu kepada anak pamanmu". [HR. Abu Dawud juz 2, hal. 266, no. 2214].

عَنْ سَلَمَةَ بْنِ صَخْرٍ الْبَيَاضِيّ، قَالَ: كُنْتُ امْرَءًا اَسْتَكْثِرُ مِنَ النّسَاءِ، لاَ اُرَى رَجُلاً كَانَ يُصِيْبُ مِنْ ذلِكَ مَا اُصِيْبُ. فَلَمَّا دَخَلَ رَمَضَانُ ظَاهَرْتُ مِنَ امْرَأَتِيْ حَتَّى يَنْسَلِخَ رَمَضَانُ. فَبَيْنَمَا هِيَ تُحَدّثُنِيْ ذَاتَ لَيْلَةٍ اِنْكَشَفَ لِيْ مِنْهَا شَيْءٌ، فَوَثَبْتُ عَلَيْهَا فَوَاقَعْتُهَا. فَلَمَّا اَصْبَحْتُ غَدَوْتُ عَلَى قَوْمِيْ فَاَخْبَرْتُهُمْ خَبَرِي، وَ قُلْتُ لَهُمْ: سَلُوْا لِيْ رَسُوْلَ اللهِ ص. فَقَالُوْا: مَا كُنَّا نَفْعَلُ، اِذًا يُنْزِلَ اللهُ فِيْنَا كِتَابًا، اَوْ يَكُوْنَ فِيْنَا مِنْ رَسُوْلِ اللهِ ص قَوْلٌ، فَيَبْقَى عَلَيْنَا عَارُهُ، وَ لكِنْ سَوْفَ نُسَلّمُكَ بِجَرِيْرَتِكَ، اِذْهَبْ اَنْتَ، فَاذْكُرْ شَأْنَكَ لِرَسُوْلِ اللهِ ص. قَالَ: فَخَرَجْتُ حَتَّى جِئْتُهُ، فَاَخْبَرْتُهُ الْخَبَرَ. فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اَنْتَ بِذَاكَ ؟ فَقُلْتُ: اَنَا بِذَاكَ، وَ هَا اَنَا يَا رَسُوْلَ اللهِ، صَابِرٌ لِحُكْمِ اللهِ عَلَيَّ. قَالَ: فَاَعْتِقْ رَقَبَةً. قَالَ: قُلْتُ: وَ الَّذِي بَعَثَكَ بِالْحَقّ، مَا اَصْبَحْتُ اَمْلِكُ اِلاَّ رَقَبَتِي هذِهِ. قَالَ: فَصُمْ شَهْرَيْنِ مُتَتَابِعَيْنِ. قَالَ: قُلْتُ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، وَ هَلْ دَخَلَ عَلَيَّ مَا دَخَلَ مِنَ الْبَلاَءِ اِلاَّ بِالصَّوْمِ؟ قَالَ: فَتَصَدَّقْ اَوْ اَطْعِمْ سِتّيْنَ مِسْكِيْنًا. قَالَ: قُلْتُ: وَ الَّذِي بَعَثَكَ بِالْحَقّ، لَقَدْ بِتْنَا لَيْلَتَنَا هذِهِ مَا لَنَا عَشَاءٌ. قَالَ: فَاذْهَبْ اِلَى صَاحِبِ صَدَقَةِ بَنِيْ زُرَيْقٍ، فَقُلْ لَهُ، فَلْيَدْفَعْهَا اِلَيْكَ، وَ اَطْعِمْ سِتّيْنَ مِسْكِيْنًا، وَانْتَفِعْ بِبَقِيَّتِهَا. ابن ماجه 1: 665، رقم: 2062
Dari Salamah bin Shakhr Al-Bayaadliy, ia berkata : Aku adalah seorang laki-laki yang besar syahwatku terhadap wanita. Aku tidak mengetahui seseorang yang syahwatnya terhadap wanita seperti diriku. Ketika datang bulan Ramadlan, aku mendhihar istriku hingga selesai bulan Ramadlan. Pada suatu malam, ketika istriku sedang bercakap-cakap denganku, tiba-tiba terbukalah sesuatu darinya sehingga terlihat olehku. Maka aku lalu memeluknya, lalu mengumpulinya. Setelah pagi hari aku menemui kaumku, lalu aku ceritakan kejadian itu kepada mereka. Aku berkata kepada kaumku, "Tolong, tanyakanlah kepada Rasulullah SAW tentang permasalahanku itu". Mereka menjawab, "Kami tidak mau melakukannya. Kalau begitu Allah akan menurunkan wahyu mengenai kita, atau perkataan Rasulullah SAW mengenai kita, hingga aibnya akan terus menimpa kita. Tetapi tentang kesalahanmu itu aku serahkan kepadamu. Pergilah kamu sendiri, lalu ceritakanlah keadaanmu kepada Rasulullah SAW". (Salamah bin Shakhr) berkata : Lalu aku berangkat sehingga datang kepada Rasulullah SAW, lalu aku ceritakan kejadian itu kepada beliau. Lalu Rasulullah SAW bertanya, "Kamu melakukan yang demikian itu?". Aku menjawab, "Ya, aku melakukan yang demikian itu. Dan inilah saya, ya Rasulullah. Saya akan shabar menerima hukum Allah kepada saya". Rasulullah SAW bersabda, "Merdekakanlah raqabah (seorang budak)". Ia berkata : Aku berkata, Demi Tuhan yang mengutusmu dengan benar, aku tidak mempunyai selain raqabahku (leherku) ini". Rasulullah SAW bersabda, "Berpuasalah dua bulan berturut-turut". Ia berkata : Aku berkata, "Ya Rasulullah, bukankah bencana ini tidak datang kepada saya melainkan karena puasa?". Rasulullah SAW bersabda, "Bersedeqahlah atau berilah makan 60 orang miskin". Ia berkata : Aku berkata, "Demi Tuhan yang mengutusmu dengan benar, sungguh aku bermalam pada malamku ini tidak punya untuk makan malam". Rasulullah SAW bersabda, "Pergilah kamu kepada orang yang mengurusi zakatnya Bani Zuraiq, lalu katakan kepadanya supaya dia memberikan kepadamu, lalu berilah makan 60 orang miskin, dan manfaatkanlah sisanya". [HR. Ibnu Majah juz 1, hal. 666, no. 2062]

عَنْ عِكْرِمَةَ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ اَنَّ رَجُلاً اَتَى النَّبِيَّ ص قَدْ ظَاهَرَ مِنِ امْرَأَتِهِ، فَوَقَعَ عَلَيْهَا فَقَالَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، اِنّى ظَاهَرْتُ امْرَأَتِى فَوَقَعْتُ عَلَيْهَا قَبْلَ اَنْ اُكَفّرَ، فَقَالَ: مَا حَمَلَكَ عَلَى ذلِكَ؟ يَرْحَمُكَ اللهُ. قَالَ: رَأَيْتُ خَلْخَالَهَا فِى ضَوْءِ اْلقَمَرِ. قَالَ: فَلاَ تَقْرَبْهَا حَتَّى تَفْعَلَ مَا اَمَرَكَ اللهُ. الترمذى 2: 335، رقم: 1214، هذا حديث حسن صحيح غريب
Dari Ikrimah dari Ibnu Abbas, bahwasanya ada seorang laki-laki yang telah mendhihar istrinya lalu mengumpulinya, datang kepada Nabi SAW, lalu bertanya, Ya Rasulullah, sesungguhnya aku telah mendhihar istriku, lalu aku mengumpulinya sebelum aku membayar kaffarah, (maka apakah yang harus aku lakukan)?. Nabi SAW bertanya, Semoga Allah merahmatimu. Apakah yang mendorongmu berbuat demikian itu?. Ia menjawab, Aku melihat gelang kakinya dalam sinar bulan. Nabi SAW bersabda, Janganlah kamu mendekatinya sehingga kamu laksanakan apa yang diperintahkan Allah kepadamu. [HR. Tirmidzi juz 2, hal. 335, no. 1214, Ini hadits hasan, shahih, gharib]

عَنِ ابْنِ زَيْدٍ قَالَ: لَقِىَ عُمَرُ ابْنُ الْخَطَّابِ امْرَاَةً يُقَالُ لَهَا خَوْلَةُ وَهُوَ يَسِيْرُ مَعَ النَّاسِ، فَاسْتَوْقَفَتْهُ، فَوَقَفَ لَهَا، وَ دَنَا مِنْهَا وَ اَصْغَى اِلَيْهَا رَاْسَهُ وَ وَضَعَ يَدَيْهِ عَلَى مَنْكِبَيْهَا حَتَّى قَضَتْ حَاجَتَهَا وَ انْصَرَفَتْ. فَقَالَ لَهُ رَجُلٌ: يَا اَمِيْرَ الْمُؤْمِنِيْنَ: حُبِسَتْ رِجَالُ قُرَيْشٍ عَلَى هذِهِ الْعَجُوْزِ. قَالَ: وَيْحَكَ، وَ تَدْرِيْ مَنْ هذِهِ؟ قَالَ: لاَ. قَالَ: هذِهِ امْرَاَةٌ سَمِعَ اللهُ شَكْوَاهَا مِنْ فَوْقِ سَبْعِ سَمَاوَاتٍ، هذِهِ خَوْلَةُ بِنْتُ ثَعْلَبَةَ. وَ اللهِ لَوْ لَمْ تَنْصَرِفْ عَنّي اِلىَ اللَّيْلِ مَا انْصَرَفْتُ حَتَّى تَقْضِيَ حَاجَتَهَا. ابن ابى حاتم 10: 3342، رقم: 18841
Dari Ibnu Zaid, ia berkata : Pada suatu hari 'Umar bin Khaththab bertemu dengan seorang wanita yang bernama Khaulah. Pada waktu itu 'Umar sedang berjalan bersama rombongannya. Tiba-tiba wanita itu meminta 'Umar supaya berhenti, maka 'Umar pun berhenti, lalu mendekati wanita itu, lalu 'Umar menundukkan kepalanya dan meletakkan kedua tangannya kepada kedua pundak wanita tua tersebut. 'Umar mendengarkan perkataannya hingga wanita itu menyelesaikan keperluannya dan berpaling meninggalkan tempat. Lalu ada seorang laki-laki yang bertanya kepada 'Umar, "Ya Amirul Mu'miniin, orang-orang Quraisy tertahan oleh wanita tua ini". 'Umar menjawab, "Celaka kamu, tahukah kamu siapa wanita itu?". Orang laki-laki itu menjawab, "Tidak tahu". 'Umar berkata, "Dia adalah wanita yang pengaduannya didengar oleh Allah yang di atas tujuh langit sana. Dia adalah Khaulah binti Tsa'labah. Demi Allah, seandainya sampai malam ia tidak berpaling meninggalkan aku, maka akupun tidak akan berpaling meninggalkannya sehingga ia menyelesaikan keperluannya". [HR. Ibnu Abi Hatim juz 10, hal. 3342, no. 18841]

سُبْحَانَكَ اللّهُمَّ وَ بِحَمْدِكَ اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اَنْتَ اَسْتَغْفِرُكَ وَ اَتُوْبُ اِلَيْكَ

Tren Blog

Hadits Tentang Larangan Berbuat Zina

Perintah Orang Tua Yang Tidak Boleh Ditaati

Hadits Tentang Walimah

Hadits Tentang Khitan

Shalat Sunnah Intidhar

Blog Populer

Hadits Tentang Larangan Berbuat Zina

Hadits Tentang Shalat (Kewajiban Shalat)

Hadits Tentang Khitan